Jakarta Melawan TBC

Medcom • 02 Desember 2025 14:44

Jakarta: Tuberkulosis (TBC) masih menjadi penyakit serius yang membutuhkan penanganan tuntas. Jika terlambat atau tidak diobati, penderitanya dapat mengalami batuk berdarah, sesak napas, hingga komplikasi yang membahayakan. Meski demikian, banyak pejuang TBC yang berhasil pulih karena rutin minum obat dan mendapat dukungan keluarga.

 

Seperti Mariana, ibu tiga anak dari Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang tetap menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga sambil memakai masker karena ia merupakan pasien TBC sensitif obat. Selama lima bulan pengobatan, Mariana harus mengonsumsi empat jenis obat setiap hari. Satu hari saja terlewat, pengobatan harus diulang dari awal. Tantangan itu ia jalani dengan penuh semangat demi anak-anaknya.

 

Perjalanan serupa dialami Sakiyadi, pria 73 tahun yang berhasil sembuh setelah menjalani pengobatan sejak 2024. Meski sempat mengalami muntah-muntah dan penurunan berat badan akibat efek samping obat, dukungan keluarga dan pendampingan kader TBC membuatnya berhasil pulih.

 

Upaya penanganan TBC tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan atau keluarga pasien semata, tetapi juga oleh pemerintah. Di Jakarta, layanan TBC dapat diakses melalui sistem one stop service di fasilitas kesehatan, salah satunya Puskesmas Duren Sawit. Pemeriksaan, diagnosis, pendampingan, hingga pengobatan diberikan secara gratis, termasuk makanan tambahan untuk kondisi tertentu.

 

Pemerintah memastikan akses layanan semakin dekat melalui ratusan puskesmas, rumah sakit, klinik pemerintah maupun swasta yang tersebar di ibu kota.Selain pengobatan, pencegahan dan edukasi menjadi bagian penting untuk menekan penyebaran TBC.

 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjalankan berbagai program seperti Kampung Siaga TBC, TOS TBC (Temukan dan Obati Sampai Sembuh), hingga aplikasi screening mandiri Jakscan. Dengan jaringan layanan yang luas dan komitmen keberlanjutan program, pemerintah menargetkan eliminasi TBC pada 2030. Harapannya, kesadaran masyarakat semakin meningkat sehingga semakin banyak pasien yang berani memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan tepat waktu.

 

(Ahmad Mumtaz Albika Musyarrif)



Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News


(dpa)

Medcom Nasional