Salah satu perajin terompet rumahan di kawasan Bratang, Binangun, Surabaya, Handoko, mengaku banjir pesanan sejak pertengahan November 2025. Puncak permintaan terjadi pada periode 10 hingga 20 Desember, seiring meningkatnya kebutuhan perlengkapan perayaan Tahun Baru dari berbagai daerah.
Hingga pertengahan Desember, Handoko telah menjual lebih dari 5.000 terompet ke sejumlah kota, sementara ribuan unit lainnya masih dalam proses produksi. Setiap pekerja ditargetkan mampu menyelesaikan sekitar 250 terompet per hari. Pesanan datang dari berbagai kalangan, mulai dari hotel, restoran, kafe, hingga pelaku usaha hiburan lainnya.
Sementara itu, pedagang terompet di kawasan Pasar Gembrong, Jakarta Timur, mengungkapkan omzet penjualan tahun ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Sepinya pembeli dipengaruhi oleh adanya imbauan pembatasan perayaan serta kondisi cuaca yang tidak menentu. Meski demikian, para pedagang tetap optimistis penjualan akan meningkat menjelang malam pergantian tahun, dengan beragam terompet, pernak-pernik Tahun Baru, dan kembang api yang dijual dengan harga mulai dari Rp10.000 hingga Rp200.000.
(Ahmad Mumtaz Albika Musyarrif) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)