Pemerintah berjanji mendorong konsumsi dalam rangka mencegah potensi terjadinya resesi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang jatuh, salah satu faktornya adalah serapan anggaran negara yang tidak optimal.
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat aktivitas masyarakat terganggu dan menyebabkan komponen konsumsi rumah tangga tumbuh negatif 5,51 persen pada kuartal kedua 2020. Hal ini juga yang menyebabkan perekonomian Indonesia pada periode yang sama menyusut 5,3 persen.
Selain penurunan konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah yang tidak maksimal menjadi penyebab lain ekonomi nasional turun pada kuartal kedua. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi 6,9 persen pada periode April sampai Juni.
Konsumsi pemerintah terkontraksi seiring dengan realisasi belanja barang dan jasa yang turun seiring adanya penundaan kegiatan K/L. Di sisi lain, penurunan konsumsi pemerintah juga dikarenakan perubahan kebijakan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) yang tidak memasukkan pejabat negara serta eselon I dan II sebagai penerima.
Presiden Joko Widodo telah memberikan instruksi agar Kementerian/Lembaga (K/L) memacu belanja pada kuartal ketiga untuk mengungkit perekonomian. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id