"(Konsepnya) supaya umat Buddha bisa punya kekuatan dan keyakinan untuk sembahyang dan doa di depan altar supaya semua dapat berkah," kata Bhante Nu kepada Media Group News di lokasi, Kamis, 1 Juni 2023.
Bhante Nu bertugas untuk mengawasi dan memastikan desain altar rampung. Penempatan ornamen yang mulai dikerjakan sejak 29 Mei 2023 itu memiliki makna masing-masing.
Patung Sang Buddha Siddhartha Gautama versi Theravada Thailand terpampang jelas. Kemudian di sisi kanan altar terdapat patung Sang Buddha versi Mahayana Tiongkok. Kemudian di sisi kiri altar ada patung Dewi Kwan Im seribu tangan versi Tibet.
"Kita bikin makaudnya dalam kerukunan mau agama Buddha sekte apapun kita bersatu dan kekompakan," jelas dia.
Lantas, di barisan bawah patung Sang Buddha terdapat lima patung. Hal itu menggambarkan lima murid pertama Sang Buddha usai mencapai kesucian.
"Terus ada (patung) posisi Sanf Buddha lagi berjalan, artinya jalan untuk menyebarkan dharma," ucap Bhante Nu.
Bhante Nu menyebut patung di barisan paling bawah berupa posisi Sang Buddha yang tidur. Hal itu melambangkan Sang Buddha meninggal di usia 80 tahun.
Selain itu, di bagian sayap kanan dan kiri altar terdapat sejumlah kursi. Kursi itu diperuntukkan bagi biksu yang melakukan rangkaian menuju Waisak pada 4 Juni 2023.
"Tanggal 2 (Juni) menerima api, tanggal 3 (Juni) menerima air, tanggal 4 kumpul untuk pawai upacara gotong royong membawa ke Candi Borobudur," ujar dia.
Sementara itu, di sudut kanan dan kiri altar terdapat patung dengan sayap seperti burung garuda. Patung tersebut simbol Indonesia dan mewakili tanah Jawa.
"Kita mau pasang garuda yang besar tapi sulit, jadi kita pilih lambang ini yang mewakili ciri khas lokasi ini," tutur dia.
.png)
Google News
(ARV)