Melalui INKLUSI, Indonesia dan Australia ingin memastikan perempuan dan masyarakat terpinggirkan di banyak wilayah, termasuk Kupang, mendapat keadilan.
Salah satu langkah konkret dari kemitraan itu adalah mendukung kegiatan operasional 'Sekolah Perempuan' di Desa Tanah Merah, Kupang.
Selain itu, ada juga masalah ketidakadilan di kalangan kaum disabilitas. "Kami door-to-door ke setiap rumah, menemukan disabilitas yang disembunyikan keluarga. Mereka tidak boleh keluar rumah, tidak boleh bicara, bahkan ada yang dikurung. Tidak pernah orang tahu bahwa di rumah itu ada kaum disabilitas," kata Yerni Selly Wakil Direktur dan Fasilitator Masyarakat Perkumpulan Pendidikan Penguatan Kepemimpinan Perempuan dan Masyarakat (PEKA PM).
Hal-hal inilah yang menjadi dasar pendirian Sekolah Perempuan di desa Tanah Merah. Sekolah ini dibentuk lewat kerja sama dengan pemerintah daerah untuk memberikan edukasi dan sosialisasi terkait isu-isu perempuan kepada masyarakat.
Sekolah Perempuan adalah wadah belajar yang menjembatani kepentingan antar berbagai kelompok dengan pemerintah. Sekolah ini juga menjadi wadah dialog mengenai masalah perempuan, untuk membicarakan program apa saja yang menyasar kepentingan perempuan. Sekolah ini didukung oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) lewati kolaborasi INKLUSI dengan Indonesia. Sekolah Perempuan di Desa Tanah Merah telah memiliki 287 anggota.
Selain Sekolah Perempuan, turut hadir juga "Pos Pengaduan" untuk mendukung kelompok-kelompok terpinggirkan yang mencari perlindungan dari kekerasan, akses terhadap dokumen identitas hukum, pembangunan desa inklusif, dan dukungan mata pencaharian.
Selama kunjungan, awak media diajak mengenal alur pengaduan masyarakat di Pos Pengaduan Desa Tanah Merah serta simulasi pembelajaran Sekolah Perempuan. Data layanan Pos Pengaduan pada periode April 2023-Mei 2024 menunjukkan total 555 aduan. Masalah administrasi menjadi isu utama, terutama seputar kartu identitas dan akta kelahiran.
INKLUSI adalah program Pemerintah Australia yang berdurasi delapan tahun (2021-2029) dengan anggaran AUD120 juta. Program ini bertujuan memperkuat kontribusi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), melalui kemitraan dengan pemerintah untuk meningkatkan kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial bagi kelompok marginal atau yang terpinggirkan di Indonesia.
Hai, Sobat Medcom.id! Kalau kamu punya video peristiwa menarik bisa mengirimkannya ke redaksi@medcom.id. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(rzs)