Popularitas rokok elektrik kini tengah meroket di berbagai kalangan. Pasalnya, rokok elektrik dianggap lebih aman daripada rokok konvensional. Benarkah demikian? Yuk, simak penjelasannya.
Umumnya rokok elektrik mengandung nikotin yang ada pada cairan atau liquid propilen glikol dan gliserol untuk membuat uap saat rokok elektrik dipanaskan dan diacetyl yakni senyawa menciptakan rasa dan aroma, seperti aroma karamel. Jika digunakan dalam jangka panjang, rokok elektrik berpotensi membawa lebih banyak risiko kesehatan karena asupan nikotin dapat memunculkan gejala kecanduan dan menjadi lebih emosional atau bahkan merasa depresi. Selain itu, nikotin diketahui dapat menyebabkan penyempitan dan pengerasan dinding pembuluh darah, sertab peningkatan tekanan darah yang berdampak buruk pada jantung.
Sumber Foto: Freepik
Hai, Sobat Medcom.id! Kalau kamu punya video peristiwa menarik bisa mengirimkannya ke redaksi@medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Umumnya rokok elektrik mengandung nikotin yang ada pada cairan atau liquid propilen glikol dan gliserol untuk membuat uap saat rokok elektrik dipanaskan dan diacetyl yakni senyawa menciptakan rasa dan aroma, seperti aroma karamel. Jika digunakan dalam jangka panjang, rokok elektrik berpotensi membawa lebih banyak risiko kesehatan karena asupan nikotin dapat memunculkan gejala kecanduan dan menjadi lebih emosional atau bahkan merasa depresi. Selain itu, nikotin diketahui dapat menyebabkan penyempitan dan pengerasan dinding pembuluh darah, sertab peningkatan tekanan darah yang berdampak buruk pada jantung.
Sumber Foto: Freepik
Hai, Sobat Medcom.id! Kalau kamu punya video peristiwa menarik bisa mengirimkannya ke redaksi@medcom.id.
Google News
(ARV)