Pengamat Timur Tengah Dina Sulaeman mengatakan yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) terafiliasi kelompok pemberontak Suriah Free Syrian Army (FSA). Hal itu terdeteksi dari aliran dana yang disalurkan ACT. Dina mengatakan kasus pertama ialah klaim bantuan ACT ke wilayah bernama Ghouta. Daerah itu berada 450 kilometer dari Turki. Perbatasan dari Turki ke Ghouta sudah dikuasai pemerintah Suriah. Artinya, ACT harus meminta izin kepada pemerintah Suriah dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus.
Namun faktanya ACT tidak bekerja sama dengan KBRI dan tidak minta izin ke Damaskus sehingga perlu dipertanyakan donasinya ke Ghouta atau tidak. Sementara itu, ada klaim lain yang menyebut Ghouta masih dikuasai kelompok milisi teroris. Dina kembali menyinggung klaim ACT yang mendistribusikan donasi ke Ghouta. Ia berasumsi kalau ACT bisa masuk Ghouta, berarti izinnya ke kelompok milisi teroris ini.
Hai, Sobat Medcom.id! Kalau kamu punya video peristiwa menarik bisa mengirimkannya ke redaksi@medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Namun faktanya ACT tidak bekerja sama dengan KBRI dan tidak minta izin ke Damaskus sehingga perlu dipertanyakan donasinya ke Ghouta atau tidak. Sementara itu, ada klaim lain yang menyebut Ghouta masih dikuasai kelompok milisi teroris. Dina kembali menyinggung klaim ACT yang mendistribusikan donasi ke Ghouta. Ia berasumsi kalau ACT bisa masuk Ghouta, berarti izinnya ke kelompok milisi teroris ini.
Hai, Sobat Medcom.id! Kalau kamu punya video peristiwa menarik bisa mengirimkannya ke redaksi@medcom.id.
Google News
(ARV)