Yogyakarta: Kawasan Gunungkidul, Yogyakarta selama ini identik dengan kawasan perbukitan kapur yang kering dan minim potensi pertanian. Banyak lahan dibiarkan menjadi semak belukar karena dianggap tak layak untuk digarap. Namun, anggapan itu perlahan berubah setelah munculnya keberhasilan seorang petani lokal yang mampu menciptakan peluang dari lahan yang sebelumnya dianggap tidak produktif.
Dia adalah Jaya Mulya, petani durian asal Kapanewon, Gedang Sari, yang berhasil mengembangkan durian premium di lahan kapur belakang rumahnya. Sejak 2015, ia mulai menanam berbagai varietas unggulan seperti musang king, duri hitam, hingga montong.
Meski awalnya tak memiliki pengetahuan tentang budidaya durian dan nekat menanam di tanah kapur, langkah Jaya justru membuka cerita baru bagi pertanian Gunungkidul.
Prosesnya tidak mudah. Jaya berkali-kali gagal panen di awal. Namun, kegagalan tidak menghentikannya. Setelah lima tahun merawat dan memperbaiki metode tanam, panen perdana akhirnya datang sebagai pembuktian. Kini, Jaya memiliki 80 batang pohon durian di lahan seluas satu hektare, dengan ratusan buah durian di setiap musim panen yang biasanya tiba di akhir tahun.
Keberhasilannya tak hanya menjadi inspirasi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi daerahnya. Dengan pasar penjualan hingga Jawa dan Bali, omzet yang ia hasilkan kini mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah setiap musim panen raya. Dari lahan kapur yang dianggap tak berguna, lahir durian premium yang menjadi kebanggaan Gunungkidul.
(Ahmad Mumtaz Albika Musyarrif)
Cek Berita dan Artikel yang lain di