Krakatau Steel, Besar Pasak Daripada Tiang

Medcom • 24 Juli 2019 14:33
PT Krakatau Steel Tbk disebut mengalami kerugian akibat tingginya biaya produksi dibandingkan harga pasar. Komisaris Independen KS menyampaikan ada potensi kerugian sekitar Rp1,3 triliun. Kerugian ini dinilai karena adanya proyek pengolahan bijih besi menjadi hot metal atau blast furnace.

Pasalnya, harga pokok produksi (HPP) slag yang dihasilkan proyek blast furnace ini lebih mahal USD82 per ton atau setara dengan Rp 1.144.130 jika dibandingkan harga pasar. Namun, Kementerian BUMN meminta agar proyek ini terus berjalan. 

Karena proyek yang berpotensi rugi ini, komisaris independen KS Roy Maningkas mengajukan pengunduran diri ke Kementerian BUMN. Roy mengundurkan diri dari jabatan yang diembannya sejak 2015 karena menolak berjalannya proyek Blast Furnace. Tapi dia merasa perbedaan pendapat itu tak diterima baik oleh Kementerian BUMN.
Antara: Asep Fathulrahman/ MI: Rommy Pujianto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

Medcom.id Krakatau steel

Medcom.id Krakatau steel