Kehidupan di Selandia Baru akan kembali normal. Setelah pasien COVID-19 terakhir dinyatakan sembuh. Sudah 17 hari tidak ada penambahan kasus.
Pasien terakhir yang sembuh dari covid-19 di Selandia Baru adalah perempuan berusia 50-an tahun. Ia bagian dari klaster penyebaran covid-19 di rumah peristirahatan St Margaret di Auckland.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengatakan masyarakat sudah bisa mengadakan acara publik tanpa adanya batasan jumlah peserta.
"Di Level 1 kita dapat mengadakan acara publik tanpa batasan, acara pribadi seperti pernikahan, pesta dan pemakaman tanpa batasan, ritel kembali tanpa batasan, keramahtamahan kembali tanpa batasan, transportasi umum dan perjalanan di seluruh negeri dibuka sepenuhnya," terang Ardern.
Selandia Baru kini hanya berfokus di perbatasan negara. Perbatasan dijaga ketat agar virus tidak masuk. Menurut Ardern, kebebasan dari pembatasan di negaranya bergantung dari kontrol di perbatasan.
Menurut ahli, lokasi Selandia Baru yang terpencil memberikannya waktu untuk mengatasi wabah. Selandia Baru bisa melihat penyebaran di negara lain. Perdana Menteri pun bertindak tegas dengan memaksakan lockdown ketat di awal wabah.
Kasus COVID-19 pertama kali muncul di Selandia Baru pada 28 Februari. Sebanyak lebih dari 1.500 orang positif COVID-19 dan 22 di antaranya meninggal di Selandia Baru.
Ardern pun berterima kasih kepada warganya yang telah menaati protokol yang diterapkan oleh pemerintah. Hingga akhirnya tak ada lagi penambahan kasus COVID-19 di Selandia Baru. APTN. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id